pembentukan galaksi

PARA astronom tidak pernah puas dengan berbagai fasilitas observasi canggih yang telah mereka miliki. Untuk mengungkap berbagai misteri alam semesta, kini dibangun teleskop radio raksasa di Cile, yaitu Atacama Large Millimetre Array (ALMA). Diharapkan, fasilitas ini dapat membantu para astronom merekontruksi evolusi alam semesta pada usia dini.

ALMA terdiri atas 64 teleskop masing-masing bergaris tengah 12 meter, membentuk suatu jaringan pengamatan yang bekerja secara serentak (interferometer) pada panjang gelombang milimeter. Fasilitas ini dibangun pada ketinggian 5.000 meter di atas permukaan laut, di Gurun Atacama, Cile Utara. Kondisi dingin dan jauh dari keramaian kota mengurangi sumber-sumber gangguan (noise) pengamatan, seperti aktivitas manusia (komunikasi radio), atmosfer yang hangat dan bahkan antenanya sendiri bila dibangun di dataran rendah.

Inggris telah mengeluarkan dana sebesar 300 juta ponsterling untuk memulai pembangunan ALMA pada tahun 2003, yang direncanakan selesai pada 2011. Namun, sebagian teleskop yang rampung pada tahun 2008 bisa mulai beroperasi dan memberikan rupa alam semesta pada gelombang milimeter dengan daya pisah (resolusi) tinggi.

Pengamatan pada gelombang radio ini melengkapi data yang tidak bisa diperoleh melalui pengamatan pada frekuensi lainnya (inframerah, optik, ultraviolet, sinar-X, dan sinar-gamma). ALMA akan mendeteksi objek-objek dingin yang lebih banyak memanc arkan gelombang millimeter dan submilimeter, seperti galaksi-galaksi dan planet-planet yang baru lahir.

Projek ALMA merupakan kerja sama negara-negara Eropa di bawah European Southern Observatory (ESO) dengan Amerika Serikat melalui National Science Foundation (NSF). Kerja sama ini terbentuk setelah masing-masing sepakat menggabungkan dua projek raksasa mereka, yaitu Large Southern Array (ESO) dan US Millimeter Array (AS), yang sebelumnya akan dilaksanakan secara terpisah. Mengingat pentingnya bagi kemajuan astronomi, beberapa negara seperti Jepang dan Spanyol berkeinginan bergabung dalam projek ALMA.

Pembentukan tata surya

Sejumlah astronom pada ESO dan Amerika Serikat dalam dua dekade terakhir telah menemukan sekira 150 planet di luar tata surya (exoplanet). ALMA juga akan membantu astronom menemukan planet-planet kecil bersuhu dingin yang mengorbit sebuah bintang. Planet seperti ini tidak mungkin dideteksi menggunakan fasilitas teleskop yang ada sekarang. Exoplanet yang ditemukan pada umumnya bersuhu panas (ratusan derajat Celcius atau lebih) dan berdiameter beberapa kali Yupiter, sehingga sering dijuluki Hot Yupiter.

Kemampuan ALMA bila telah rampung dibangun dengan kekuatan penuh (64 teleskop sebagai jaringan interferometer) menghasilkan daya pisah sebesar 10 kilometer. Sebab itu, ALMA diperkirakan akan mampu mendeteksi objek-objek kecil yang lemah intensitasnya, seperti exoplanet.

Dengan menggunakan ALMA, para astronom berharap dapat mempelajari proses evolusi tata surya pada tahap awal, yaitu dengan mengamati sistem keplanetan di luar tata surya. Tata surya kita kini berusia 4,5 miliar tahun, namun, exoplanet yang telah ditemukan memperlihatkan berbagai tahap evolusi jauh lebih muda. Di antaranya bahkan ada yang berusia beberapa puluh juta tahun.

Studi pembentukan exoplanet akan dibandingkan dengan penelitian evolusi tata surya melalui pengamatan objek-objek yang masih menyimpan materi awal pembentuk tata surya yaitu komet. Selain juga dibandingkan dengan data yang diperoleh dari survei batuan di Bumi, asteroid serta planet-planet lain di tata surya. Dengan demikian, proses evolusi pembentukan tata surya bisa diketahui lebih lengkap.

Pembentukan galaksi

Galaksi merupakan kumpulan milyaran bintang-bintang. Berbagai tipe galaksi telah diidentifikasi (elips, spiral, bar-spiral), yang bisa dikaitkan dengan tahapan evolusinya. Observasi galaksi-galaksi jauh dewasa ini dilakukan melalui teleskop yang bekerja pada berbagai panjang gelombang. Meski galaksi-galaksi sangat jauh yang dideteksi mencerminkan kondisi evolusi usia muda, galaksi-galaksi ini sudah terbentuk. Bagaimana sesungguhnya proses pembentukan galaksi sebelum tahap ini?

Mengamati proses awal pembentukan galaksi diharapkan bisa dilakukan dengan telesop ALMA. Survei langit (sky survey) akan difokuskan untuk menemukan gugusan gas raksasa dengan kerapatan materi tinggi dan bersuhu dingin (dark matter), yang menjadi cikal bakal galaksi dan mungkin sejumlah bintang telah lahir di dalamnya.

Teleskop radio yang kini telah ada umumnya tidak mempunyai daya pisah yang cukup untuk memetakan bola-bola gas dingin cikal bakal bintang (proto star) di galaksi jauh. Teleskop hanya mampu mendeteksi kantong-kantong gelap tempat proto star dilahirkan di dalam galaksi kita.

Survei langit untuk menemukan exoplanet dan galaksi yang baru lahir akan menambah pengetahuan tentang evolusi alam semesta pada usia dini. Sudah terbayang di hadapan kita berbagai penemuan baru yang akan dihasilkan oleh teleskop raksasa ALMA bila pembangunannya telah dirampungkan.

 

Tinggalkan komentar